
Masa pandemi Covid 19 memberikan sejumlah kesulitan bagi pembelajaran di sejumlah daerah, tak terkecuali di Tabukan Selatan Tengah, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Ahmad Ridhwan, guru SMP Negeri 3 Satap Tabukan Selatan Tengah, mengungkapkan sejumlah kesulitan kesulitan tersebut. Menurut Ridhwan, kualitas pembelajaran di masa pandemi Covid 19 sangat tidak maksimal.
"Pembelajaran di masa pandemi Covid 19 lebih banyak dukanya. Secara kualitas sangat menurun dikarenakan pembelajaran tidak maksimal," ujar Ridhwan. Ridhwan mengungkapkan awalnya dirinya dan beberapa rekan rekan guru lainnya mencoba belajar secara daring. Namun hal itu tidak dapat berjalan maksimal, karena terkendala minimnya jaringan Internet dan fasilitas pendukung pembelajaran daring.
Guru yang telah mengabdi selama empat tahun di Sangihe tersebut mengungkapkan ada beberapa wilayah di daerahnya yang masih belum ada jaringan listrik. Selain itu, sinyal ponsel biasa pun tidak ada, apalagi jaringan Internet. Sebagian siswa juga tidak memiliki gawai untuk pembelajaran. Sehingga banyak siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara daring.
"Jadi sangat sulit sekali harus mencari tempat naek gunung harus mencari jaringan. Terus kalau mau charge HP harus pakai genset jadi ada biaya tambahan," tutur Ridhwan. Selain kendala tersebut, Ridhwan mengatakan para siswa yang mengikuti pembelajaran juga tidak mendapatkan pendampingan orang tua yang maksimal. Rata rata orang tua siswa berprofesi sebagai nelayan dan petani, sehingga tidak bisa mendampingi anak anaknya menjalani pembelajaran jarak jauh.
Situasi ini, kata Ridhwan, akhirnya coba disiasati oleh para guru di Sangihe. Mereka akhirnya menerapkan pembelajaran dengan cara "jemput bola". Setiap guru menyambangi rumah muridnya satu persatu secara bergantian. Tiap murid yang rumahnya berdekatan dibuatkan kelompok yang berjumlah maksimal tiga orang. Para guru setiap harinya mendatangi rumah muridnya sesuai dengan kelompok.
Selama pembelajaran dengan model ini, para guru berusaha untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Beberapa teman guru yang keliling ke rumah, tetapi dikelompokkan yang rumah berdekatan. Satu sampai tiga anak, dibuat satu kelompok tempat di satu rumah yang terdekat. Sehingga bergantian, hari ini di rumah si A, besok si B, begitu selanjutnya. Demi menghindari kerumunan," jelas Ridhwan. Selain dengan cara tersebut, para guru juga memanfaatkan modul pembelajaran dan pemberian tugas kepada siswa.
Spirit para guru di Sangihe terinspirasi dari para pahlawan yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah. Para guru ini menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam perjuangan di bidang pendidikan. Langkah langkah ini, menurut Ridhwan, diupayakan oleh para guru di Sangihe untuk menghindari menurunnya kualitas pembelajaran kepada para siswa.
Dirinya menuturkan bahwa pembelajaran di masa pandemi Covid 19 hanya bisa dilakukan secara satu arah. Padahal di masa sebelum pandemi Covid 19, proses transfer ilmu dari guru ke murid dapat dilakukan secara leluasa. Para siswa, menurut Ridhwan, juga mengalami kebosanan yang sangat tinggi. Mereka bosan karena sudah terlalu lama berada di rumah.
"Ada kerinduan untuk ke sekolah belajar bersama termasuk kegiatan kerohanian, olahraga dan pramuka yang ditiadakan. Momen momen itu yang dirindukan," ungkap Ridhwan. Di HUT ke 76 Republik Indonesia ini, Ridhwan berharap agar vaksinasi terhadap siswa di Sangihe dapat terwujud agar pembelajaran dapat digelar dengan aman dari penularan Covid 19. Meski begitu, Ridhwan mengungkapkan para guru di Sangihe telah menjalani vaksinasi. Selain itu, dirinya berharap pemerintah dapat membangun infrastruktur digital seperti jaringan telepon dan Internet
"Di sini sangat kesulitan dan tidak menutup kemungkinan untuk pendidikan ke depan pasti akan ke digitalisasi. Di sini sangat minim sekali," ucap Ridhwan. Saat ini, pembelajaran di sekolah tempat Ridhwan mengajar telah diperbolehkan menggelar PTM terbatas karena masuk zona hijau. Dirinya berharap PTM terbatas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Artikel ini merupakan bagian dari
KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.