Dirayakan Setiap 11 September, Ini Tema dan Sejarah Hari Radio Nasional

Perayaan Hari Radio Nasional jatuh pada tanggal 11 September setiap tahunnya. Hari Radio Nasional mengajak masyarakat untuk kembali merayakan kehadiran radio sebagai media yang menjadi penyalur informasi dan hiburan dari masa ke masa. Industri radio sempat diprediksi akan gulung tikar karena adanya televisi dan juga internet yang lebih mendominasi.

Kabar tersebut belum bisa dibuktikan sampai sekarang karena masih banyak kanal radio yang masih mengudara. Industri radio masih hadir menghibur dan memberikan konten menarik bagi para pendengarnya. Mereka akanterus berkembang mengikuti modernisasi zaman yang sangat cepat ini.

Banyak perusahaan radio yang mengepakkan sayapnya ke industri hiburan lainnya seperti mengadakan festival hingga membuat konten di internet. Ekspansi yang berbasis pada perkembangan internet tersebut dilakukan demi mempromosikan industri radio sendiri. Ikut merayakan hari penting ini, yuk kita kulik sejarah dan tema di balikHari Radio Nasional.

Melansir dari perayaan Hari Radio Nasional bersamaan dengan berdirinya Radio Republik Indonesia (RRI) pada 11 September 1945. Perkembangan radio di Indonesia awalnya dimulai oleh Batavia Radio Vereniging (BRV) pada 16 Juni 1925 di Batavia atau kini Jakarta. Semenjak itu, berbagai sinyal radio lain terus berkembang dan bermunculan.

Nederlandsch Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) mulai berdiri di Jakarta, Bandung dan Medan. NIROM mendapatkan suntikan dana yang segar dari pemerintah Hindia Belanda pada saat itu. NIROM pun diwajibkan untuk setiap masyarakat yang mempunyai pesawat radio untuk membayar pajak radio.

Hasilnya, radio ini tumbuh menjadi perusahaan yang besar pada masa itu. Setelah Belanda tidak berkuasa, ada juga radio Jepang yang jauh lebih berkembang. Radio tersebut dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.

Cabang cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Runtuhnya Hoso Kyoso pada pada tanggal 19 Agustus 1945 pasca proklamasi menjadi awal lahirnya diskusi mengenai RRI. Rakyat Indonesia yang pernah aktif menjadi pegawai radio Jepang berkumpul dan menyadari bahwa radio ini akan menjadi sarana komunikasi yang berguna bagi Indonesia.

Delapan delegasi mantan pekerja radio Jepang berkumpul pada tanggal 11 September 1945 di Gedung Pejambon, Jakarta, untuk melahirkan Radio Republik Indonesia. Pertemuan tersebut menjadi awal bagi perkembangan radio di Indonesia sampai pada hari ini. 11 September menjadi hari besar bagi radio radio nasional milik pemerintah atau swasta.

Sedari awal berdirinya RRI, tema yang diangkat untuk Hari Radio Nasional tidak pernah berubah. Sekali di Udara, Tetap di Udara adalah tema, moto, dan slogan kebanggaan industri radio di Indonesia. Kata kata tersebut digaungkan lebih kencang pada Hari Radio Nasional dengan harapan membangkitkan kembali semangat mengudara bagi para pekerja industri radio.

Tema tersebut adalah pengingat bahwa radio sampai saat ini masih berperan penting dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan. Masyarakat Indonesia masih mengandalkan radio untuk menemani mereka di perjalanan atau waktu senggang. Tidak hanya itu, berbagai lembaga perguruan tinggi masih menjadikan radio sebagai salah satu kegiatan mahasiswa yang cukup populer.

Untuk merayakan Hari Radio Nasional, yuk kita dengarkan siaran radio favorit kita setiap harinya agar radio radio nasional tetap dan akan selalu mengudara. (*) Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *