
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan akan memanfaatkan hasil survei Nenilai tentang identifikasi atas nilai nilai hidup yang dianggap penting oleh masyarakat Indonesia untuk membuat perencanaan pembangunan jangka menengah hingga panjang. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia menjadi negara maju pada saat merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Dr. Vivi Yulaswati, MSc Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Bappenas dalam diskusi virtual dengan media di Jakarta, Rabu (9/6/2021) mengatakan, lewat hasil survei ini Bappenas akan dapat mengetahui nilai nilai yang dianggap penting di lapisan masyarakat.
"Dari sana, kami kemudian memformulasikan menjadi sebuah program yang sejalan dengan tujuan dan fungsi Bappenas," ujarnya. "Nilai nilai ini yang juga kami terapkan di dalam lingkungan kerja Kementerian PPN/Bappenas, Industri, dan pribadi masing masing masyarakat Indonesia sehingga dapat memenuhi pembangunan Nasional yang terintegrasi,” imbuh Vivi Yulaswati. Nenilai merupakan sebuah gerakan inisiatif dari lima penggagas Indonesia sebagai penggerak awal yang terdiri dari Bappenas, Indika Energy, Dayalima Abisatya, Pantarei dan Stoik Trisula.
Pada 2 Juli 31 Desember 2020, Nenilai telah menggelar survei kepada 50.542 responden yang berusia minimum 15 tahun, sebagai proses identifikasi atas nilai nilai hidup yang dianggap penting secara individual maupun bersama via online. Mereka memonitor pemenuhan nilai, tingkat kebahagiaan, pemahaman atas diri sendiri, tingkat kematangan dan kedewasaan, serta kualitas hidup masyarakat. Hasil yang didapat diharapkan dapat menjadi masukan dalam perencanaan pembangunan di Indonesia baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Dengan hasil riset oleh Nenilai ini,setiap individu di Indonesia diharapkan memiliki wadah berdemokrasi dan berbicara mengenai hal hal penting seperti isu di tingkat nasional, masyarakat dan kelompok bagi masyarakat urban/rural serta di seluruh lapisan masyarakat. DR Vivi menegaskan, temuan Nenilai sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan perencanaan pembangunan Indonesia jangka menengah hingga panjang. Rancangan strategi terkait transformasi ekonomi pun telah disusun. Namun kuncinya adalah pada implementasi yang hanya dapat diwujudkan melalui gotong royong dan kolaborasi semua pihak dan lintas generasi.
Hasil survei Nenilai 2020 menunjukkan pribadi yang bertanggung jawab menjadi nilai pribadi yang paling dianggap penting oleh para responden sebanyak 51 persen. Sedangkan untuk nilai nilai budaya saat ini yang dianggap paling penting adalah gotong royong sebanyak 39 persen. Untuk nilai nilai budaya yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia adalah adil/keadilan sebanyak 69 persen. Survei ini menggunakan metodologi Tujuh Jenjang Pendewasaan dari Richard Barrett yang mendasari pelaksanaan National Values Assessment (NVA) di seluruh dunia.
Survei serupa dilakukan di 25 negara di Amerika Selatan, Eropa, Asia, Afrika dan Australia. Setiap responden diminta menjawab 10 dari sekitar 60 70 pilihan kata yang menggambarkan nilai, perilaku, prinsip hidup yang mencakup Personal Values yaitu 10 nilai perilaku atau prinsip hidup yang paling mencerminkan diri sendiri. Lalu Current National Values yang merupakan nilai perilaku atau prinsip hidup yang hidup di bangsa Indonesia, terakhir adalah Desired National Culture Values tentang 10 nilai yang penting bagi Indonesia untuk mencapai potensi tertinggi.
Dayalima, salah satu penggagas Nenilai menyataan, survei ini membantu mereka mewujudkan visi Dayalima dalam mencetak pemimpin planet baru (Leaders of A New Planet). "Dalam membantu organisasi memahami budaya perusahaan, kami menanamkan nilai nilai budaya ini pada setiap individu di organisasi tersebut. Selain bermanfaat bagi sebuah organisasi atau perusahaan, nilai nilai ini juga bisa dibawa oleh individu untuk bersosialisasi di masyarakat sehingga terjaga keberlangsungan manusia dan lingkungan hidupnya,” ungkap Meike Malaon, Director Dayalima Abisatya. Azis Armand, Vice President Director and CEO PT Indika Energy Tbk. mengatakan, perusahaannya juga melakukan inisiatif Cultural Value Assessment (CVA), yang berupaya menyelaraskan nilai nilai pribadi dengan nilai nilai organisasi.
“Indonesia bisa maju dan berkembang jika memiliki sumberdaya yang cerdas, sehat, berkarakter kuat dengan nurani yang luhur," ujarnya. .Keenan Pearce, Managing Director Stoik Trisula menjelaskan beberapa program yang telah dirancang pada tahun 2021 selain Laporan Survei Nenilai adalah Program Edukasi dan Pembangunan Karakter melalui Dialog Komunitas dan Dialog Nasional, Pelatihan Tata Cara Dialog, sera Festival Film Pendek Nenilai.